Kaur, mannanesia.com – Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Kaur dalam waktu dekat ini berencana untuk melakukan pembahasan lebih lanjut terkait dengan keberadaan pabrik pengolahan akar kuning PT Sanggah Tani yang berada di Desa Suka Menanti, Kecamatan Maje. Hal ini menyusul keluhan yang dilontarkan oleh warga setempat terkait dampak negatif yang ditimbulkan oleh pabrik tersebut.
Beberapa waktu terakhir, warga Desa Suka Menanti, khususnya yang tinggal dekat dengan area pabrik, mengeluhkan aroma busuk yang sangat menyengat akibat proses pengolahan akar kuning. Selain itu, limbah hasil pengolahan tersebut juga dibuang langsung ke sungai tanpa pengolahan terlebih dahulu, yang mengakibatkan masalah bagi masyarakat sekitar.
Warga yang biasa mencari ikan di sungai tersebut mengaku merasakan gatal-gatal pada kaki mereka akibat terpapar limbah yang dibuang ke sungai. Keluhan ini semakin memperburuk situasi dan memicu desakan agar pemerintah segera mengambil tindakan tegas terhadap pabrik tersebut.
Kepala DPMPTSP Kaur, Saryoto S.Sos, M.Ling, menyatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan pembahasan dengan OPD terkait untuk mencari solusi terbaik. DPMPTSP Kaur berkomitmen untuk memastikan agar pabrik tersebut tidak merugikan masyarakat di sekitar.
“Perwakilan dari desa telah mengunjungi kami beberapa waktu lalu, meminta agar pabrik ini ditindak tegas. Kami akan segera membahas masalah ini lebih lanjut untuk mencari jalan keluar yang terbaik,” kata Saryoto.
Pihak DPMPTSP Kaur juga berencana untuk memfasilitasi pertemuan antara masyarakat terdampak dengan pihak pabrik, dengan tujuan untuk menemukan solusi yang bisa menguntungkan kedua belah pihak. Diharapkan, permasalahan ini tidak berlarut-larut dan dapat diselesaikan dengan cara yang damai.
Kepala Desa Suka Menanti, Buwarman, menegaskan bahwa warga desa sangat menginginkan agar pabrik ini segera ditutup. Hal ini dikarenakan dampak buruk yang ditimbulkan, terutama bau tidak sedap dan pencemaran sungai yang digunakan oleh warga untuk mencari ikan. “Kami berharap pabrik ini segera ditutup, agar tidak ada lagi keluhan dari warga,” tambah Buwarman.
Editor: Nisa